-->
Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu
Showing posts with label Inventor. Show all posts
Showing posts with label Inventor. Show all posts

Saturday, March 30, 2013

Penemu Pondasi Cakar Ayam

Prof. Ir. R.M. SEDYATMO (1909-1984)
Mungkin tak banyak yang tahu tentang dirinya. Tetapi namanya, diabadikan sebagai nama jalan bebas hambatan dari Jakarta menuju Bandara Soekarno-Hatta, Jalan Prof. Ir. RM. Sedyatmo. Ia lahir di Karanganyar, Jawa Tengah pada tahun 1909. Ia adalah seorang insinyur Indonesia yang sering dijuluki "Si Kancil" karena terkenal banyak akalnya.

Sedyatmo kecil adalah anak kreatif yang sejak kecil sudah menciptakan penemuan-penemuan kecil, baik itu dalam menciptakan kualitas benang gelasan yang berbobot, maupun dalam menciptakan "pabrik" dari kotoran kerbau yang menjadi bahan permainannya bersama anak-anak desa selama berhari-hari.

Awalnya, dia diberi nama R.M. Sarwanto, tetapi karena dia menderita sakit yang tidak kunjung sembuh, maka sebagaimana biasanya dalam kebiasaan masyarakat Jawa, orangtuanya memberinya nama baru yang lebih sesuai yaitu Sedyatmo. Nama ini memiliki arti sebagai anak yang kelak akan menjadi anak yang baik dan berguna baik masyarakat, bangsa, dan negaranya. Sedyatmo pernah menentang pendapat gurunya yang menyatakan bahwa bumi itu bulat seperti bola. Alih-alih marah, sang guru mencoba menjelaskan sejelas-jelasnya sehingga akhirnya Sedyatmo mengakui kesalahan pemikirannya. Guru ini pula yang kemudian memberikan jaminan kepada rektor Technische Hogescholl (THS), sekarang bernama Institut Teknologi Bandung (ITB), bahwa Sedyatmo pasti bisa mengikuti perkuliahan di sana walaupun saat itu nilai rata-rata tes yang dikantonginya tidak tinggi. Berkat dukungan guru yang pernah ditentangnya di kelas itu, Sedyatmo akhirnya bisa memperoleh beasiswa untuk melanjutkan kuliah ke THS.

Ketika belajar di THS, Sedyatmo juga mempertanyakan fungsi teori bilangan khayal kepada profesor yang mengajarnya. Dengan jujur sang profesor menjawab, "Saya tidak dapat menjawab pertanyaanmu, Tuan Sedyatmo. Tetapi saya hanya memberitahukan bahwa kalau Tuan tidak memahami benar teori bilangan khayal, maka Tuan tidak akan menjadi insinyur yang baik." Jawaban itulah yang membuat Sedyatmo justru lebih dalam berpikir, dan akhirnya mengakui kekuatan imajinasi sebagai salah satu pilar kesuksesan dalam penemuan baru.
Jembatan Wiroko yang berdiri di atas Sungai Bengawan Solo, karya pertama Prof. Ir. R.M. Sedyatmo.
Karya pertama yang melecut kepercayaan dirinya sebagai seorang insinyur adalah jembatan air Wiroko yang selesai dibangun pada tahun 1937. Berkat dukungan penuh dari Mangkunegoro VII, maka tentangan dari pemerintah Belanda, bahkan dari almamater Sedyatmo sendiri (THS) tidak menjadi batu sandungan yang berarti baginya. Karya pertamanya itu menjadi pembuka jalan bagi karya-karya selanjutnya.

Konstruksi Pondasi Cakar Ayam.  
(Gambar dari: http://atadroe88.blogspot.com/)
Salah satu temuannya yang masih dipakai oleh banyak orang hingga saat ini adalah sistem Pondasi Cakar Ayam yang ditemukannya tahun 1962. Pondasi cakar ayam terdiri atas pelat beton bertulang dengan ketebalan 10 hingga 15 centimeter, tergantung dari jenis konstruksi dan keadaan tanah di bawahnya.

Di bawah pelat beton dibuat sumuran pipa-pipa dengan jarak sumbu antara 2 hingga 3 m. Diameter pipa 1.2 meter, tebal 8 sentimeter, dan panjangnya tergantung dari beban di atas pelat serta kondisi tanahnya. Untuk pipa dipakai tulangan tunggal, sedangkan untuk pelat dipakai tulangan ganda.

Sistem pondasi cakar ayam sangat sederhana, hingga cocok sekali diterapkan di daerah di mana peralatan modern dan tenaga ahli sukar didapat. Sampai dengan batas-batas tertentu, sistem ini dapat menggantikan pondasi tiang pancang. Untuk gedung berlantai 3 atau 4 misalnya, sistem cakar ayam biayanya akan sama dengan pondasi tiang pancang 12 meter.

Temuan Sedyatmo awalnya digunakan dalam pembuatan apron Pelabuhan Udara TNI-Angkatan Laut Juanda di Surabaya, landasan Bandara Polonia di Medan, dan landasan Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta. Hasil temuannya tersebut telah dipatenkan dan juga dipakai di luar negeri.
Apron Terminal A Bandara Soekarno-Hatta dilihat dari Menara Kontrol yang juga sedang dalam tahap pembangunan pada tahun 1983 dengan menggunakan sistem konstruksi Pondasi Cakar Ayam. (Gambar dari: http://pondasicakarayam.blogspot.com/)
Kendati temuannya dipakai oleh bangsa luar sekalipun, Sedyatmo bukanlah ilmuwan yang haus akan penghargaan. Sikap rendah hati dan dedikasinya yang tinggi terhadap bangsa menjadi spirit bagi ciptaannya. Dan uniknya, Sedyatmo selalu menekankan pentingnya intuisi dan pengamatan terhadap alam semesta. Karya cakar ayamnya merupakan bukti bagaimana ciptaannya itu terilhami oleh akar pohon kelapa.
Dua buah tabung beton yang akan ditanamkan ke dalam tanah sebagai bagian dari sistem konstruksi Pondasi Cakar Ayam. Seorang insinyur yang berdiri disebelahnya bisa dipakai sebagai pembanding besarannnya. Perhatikan pembesian pada tabung-tabung tersebut yang tidak terlalu besar (diameter 12mm). (Gambar dari: http://pondasicakarayam.blogspot.com/)
Beberapa karya Sedyatmo lainnya yang terkenal adalah pompa hidrolis, bendungan Jatiluhur, dan bahkan jembatan Suramadu dibangun berdasarkan konsep awal Sedyatmo. Tak heran, kontribusinya yang luar biasa bagi pengetahuan teknik, dan menobatkan Sedyatmo meraih sejumlah penghargaan internasional.

Pengagum tokoh pewayangan Bima dan Gatotkaca ini sangat mempercayai penyelenggaraan kuasa Sang Maha Pencipta dalam hidup manusia. Oleh karena itu, dalam acara penganugerahan gelar doktor kehormatan dari ITB, Sedyatmo berpesan kepada para mahasiswa sebagai calon inovator di masa depan untuk selalu memanfaatkan "aji-aji pancasona" atau senjata lima serangkai yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia yaitu imajinasi, intelektual, intuisi, inspirasi, serta insting yang bekerja di luar kesadaran manusia.

Prof. Ir. R.M. Sedyatmo meninggal dunia di usia 75 tahun pada 1984, dan dimakamkan di Karanganyar. Pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Mahaputra Kelas I kepada Prof. Ir. R.M. Sedyatmo atas jasa-jasanya. *** [EKA | DARI BERBAGAI SUMBER | FEBY SYARIFAH | PIKIRAN RAKYAT 28032013]
Note: This blog can be accessed via your smart phone.
Enhanced by Zemanta

Saturday, March 23, 2013

Penulis "Geology of Indonesia"

RW. van BEMMELEN (1904-1983)
Reinout Willem van Bemmelen, namanya banyak terdapat di buku-buku yang bercerita soal gunung api di Indonesia. Ia adalah seorang berkebangsaan Belanda yang lahir di Batavia-Indonesia tanggal 14 April 1904 dan wafat di Unterpirkach-Austria pada tanggal 19 November 1983. Van Bemmelen sangat tertarik dan mendalami struktur geologi Indonesia termasuk, geologi ekonomi, dan vulkanologi atau gunung-gunung api Indonesia.

RW van Bemmelen menghabiskan masa remajanya di Hindia Belanda. Ayahnya, Willem van Bemmelen adalah Direktur Pusat Penelitian Magnet dan Seismologi Pemerintah Hindia Belanda. Dari tahun 1920 hingga 1927, ia mengambil studi teknik pertambangan di Delft University di Netherland.

Di bawah asuhan gurunya, HA. Brouwer dan GAP. Molengraaff, van Bemmelen berhasil meraih gelar PhD pada tahun 1927 melalui studi tentang geologi pegunungan Cordillera Bettica di Spanyol. Kemudian ia mengambil kursus mengenai vulkanologi di Naples lalu bekerja menyurvei kondisi geologi Indonesia dan berhasil memetakan pulau Jawa dan Sumatra.

Dari tahun 1933 hingga 1935, van Bemmelen belajar mengenai ilmu tanah atau pedologi di Universitas Teknik Vienna. Setelah itu, ia kembali ke Indonesia (Pulau Jawa) untuk melanjutkan penelitiannya. Ketertarikan utama van Bemmelen adalah terhadap vulkanologi khususnya mengenai magma dan batuan piroklastik. Ia juga tertarik pada struktur geologi dan tektonik khususnya tektonik geser. Dia juga melakukan penelitian terhadap Gunung Merapi pada tahun 1930 mulai dari pos vulkanologi di Babadan hingga bagian utara lereng barat gunung tersebut.

Saat Jepang berhasil menduduki wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia pada Perang Dunia kedua, van Bemmelen dan istrinya menghabiskan tiga tahun kehidupan mereka di kamp tahanan. Ia adalah segelintir kaum profesional yang diizinkan Jepang untuk melanjutkan kerja penelitiannya.

Di masa itu, van Bemmelen mengelola upaya penerbitan isu survei vulkanologi Hindia Belanda dan berhasil mempublikasikan pada tahun 1943. Saat perang berakhir, van Bemmelen dan keluarganya pindah ke Belanda dan tinggal di Den Haag. Pemerintah Belanda pun menugaskan van Bemmelen untuk mengumpulkan kembali semua informasi geologi dari Kepulauan Indonesia. Dan ia telah merangkum semua informasi tersebut dalam manuskrip yang hancur saat perang berlangsung. Manuskrip tersebut dipercayakan kepada asistennya yang kemudian membawanya ke Yogyakarta.
Fisiografis Pulau Jawa dan Madura oleh RW van Bemmelen. (Gambar dari: http://novianto-geophysicist.blogspot.com/)
Saat hubungan diplomatik antara Belanda dan Indonesia mulai terjalin, manuskrip tersebut dikembalikan kepada van Bemmelen. Setelah Indonesia merdeka, ia diperbolehkan untuk memproduksi dokumen-dokumen yang sama, dan pada tahun 1949, sebuah buku berjudul The Geology of Indonesia kemudian dipublikasikan.

Mengenai GunungTangkubanparahu, van Bemmelen di antaranya menyebutkan bahwa dulu ada Gunung Purba yang disebut Gunung Sunda. Gunung ini kemudian runtuh, dan membentuk suatu kaldera, kawah besar yang berukuran 5 hingga 10 km, yang di tengahnya lahir Gunung Tangkubanparahu. Kejadian ini diperkirakan van Bemmelen terjadi sekitar 11,000 tahun yang lalu.

Pada tahun 1950, van Bemmelen menjadi profesor di Universitas Utrecht. Bersama dengan MG Rutten dia memulai penelitian vulkanologi dan paleomagnetisme di Islandia. van Bemmelen juga mengawasi tujuh disertasi terkait tektonik di Pegunungan Alpen Italia dan beberapa disertasi terkait hidrologi. Ia sendiri merupakan profesor atau Guru Besar di Bidang Geologi Ekonomi.

RW. van Bemmelen juga dikenal dengan penjelasannya mengenai jalur orogen yang merupakan produk dari pergerakan lempeng lithosfer. Dalam bukunya, Mountain Building, ia mendalilkan teori baru yakni teori undasi.

Buku The Geology of Indonesia masih tetap dianggap sebagai bahan baku bagi mereka yang mendalami geologi dan geologi ekonomi di dunia ini. Buku tersebut juga terbit terjemahannya dalam bahasa Rusia. Sumbangannya pada pengetahuan geologi ternyata kelihatan dari mengalirnya berbagai artikel, sedangkan pada banyak kongres van Bemmelen telah mengungkapkan sejumlah problema geologi.

Teori Undasi, adalah teori yang tidak dapat dipisahkan dari namanya. Tektogenesa sekunder yang dipengaruhi gaya berat yang erat hubungannya dengan ini telah melibatkan banyak ahli geologi, terutama di bagian yang berbahasa Inggris. Ini menghasilkan suatu tempat terkemuka baginya dalam dunia kepustakaan geologi.

Pada tahun 1970 pemimpin Koninklijk Nederlandsch Geologisch Mijnbouwkundig Genootschap, Raad van Bestuur, menganugerahkan Pening van Waterschoot van der Gracht, setelah mendengar dan berdasarkan pertimbangan bahwa, Prof Dr Ir RW van Bemmelen dengan pemikiran geologinya yang orisinil dan berani telah memberikan sumbangan penting pada ilmu tentang bumi di Negeri Belanda.

Pemikiran geotektonikanya yang diabadikan dalam banyak penerbitan menjadi sangat terkenal dalam dunia Internasional. Geology of Indonesia merupakan karya standar yang setelah lebih dari 20 tahun tetap tidak berkurang nilainya. Semangatnya terhadap geologi dan perhatiannya yang dalam terhadap manusia, yang bekerja di bawah bimbingannya memberi inspirasi kepada para muridnya, yang sambil menyebar di seluruh dunia, memperkenalkan pemikiran geologi Negeri Belanda.

RW van Bemmelen pun pensiun pada tahun 1969. Setelah istrinya meninggal dunia pada tahun 1983, ia pindah ke Austria dan meninggal di sana tak lama setelah kepindahannya. *** [EKA | FROM VARIOUS SOURCES | FEBY SYARIFAH | PIKIRAN RAKYAT 14032013]
Note: This blog can be accessed via your smart phone.Enhanced by Zemanta

Tuesday, March 12, 2013

Sang Petualang Lautan

FRIDTJOF NANSEN (1861-1930)
Dalam dunia Oseanografi, nama Fridtjof Nansen sudah tidak asing lagi. Ilmuwan yang sekaligus penjelajah Samudera Arktik ini lahir pada 10 Oktober 1861 di Norwegia. Ayahnya bernama Baldur Fridtjof Nansen dan ibunya bernama Adelaide Johanne Thekla Isidore Boiling Wedel-Jarlsberg. Baldur adalah seorang pengacara kemanusiaan yang beralih menjadi reporter Mahkamah Agung Norwegia.

Baldur dan Adelaide menetap di Kota Store Froen yang terletak beberapa kilometer dan ibu kota Norwegia, Christiania (yang sekarang bernama Oslo). Pasangan ini dikaruniai tiga anak. Fridtjof Nansen, sang petualang lautan, adalah putra bungsunya.

Siapa sangka, si bungsu ini kemudian terkenal sebagai penjelajah Samudera Arktik, ilmuwan, negarawan sekaligus aktivis kemanusiaan. Keberagaman akan hal yang dilakukannya terlihat dari hasil karyanya yang mencakup "Eskimo Life" (1893), "Closing-Nets for Vertical Hauls and for Vertical Towing" (1915), "Russia and Peace" (1923), dan "Armenia and the Near East" (1928).

Kehidupannya sebagai ilmuwan dimulai ketika Nansen belajar zoologi di Royal Frederick University pada awal tahun 1881. Setelah itu, ia bekerja sebagai seorang kurator di Museum Bergen di mana penelitian utamanya pada sistem saraf pusat makhluk laut yang lebih rendah. Hasil penelitiannya itu memberinya gelar doktor dan membantunya mendirikan teori neurologi modern.

Sementara itu, perjalanan pesiarnya ke Samudera Artik dilakukan tahun 1882. Pada tahun 1888, bersama kelompoknya, Nansen membuat memorabilia perjalanan melintasi Greenland dengan ski yang dijelaskan dalam karyanya yang berjudul "First Crossing of Greenland" (1890).

Setelah tahun 1896, ia lebih tertarik melakukan penelitian ilmu oseanografi dibandingkan dengan zoologi. Dalam penelitiannya dia melakukan berbagai pelayaran ilmiah, terutama di Atlantik Utara dan berkontribusi dalam pengembangan peralatan oseanografi modern.

Nansen memang memiliki impian yang cukup aneh, yaitu mencapai kutub utara dengan "menumpang" pada es yang mengapung di kutub. Untuk itu, ia melakukan pelayaran ke Arktik pada tahun 1893 di dalam Kapal Fram yang didesain khusus untuk tahan terhadap benturan es. Perjalanan ini dikenal dengan nama ekspedisi Fram. Kapal Fram tersebut ditambatkan pada es yang mengapung pada posisi 83,59 derajat Lintang Utara (LU), menuju 85,57 derajat LU.
Fridtjof Nansen seorang penjelajah asal Norwegia yang merupakan perintis ekplorasi wilayah kutub. (Gambar dari: http://ngm.nationalgeographic.com/)
Tahun 1896, Kapal Fram kembali dengan selamat di Norwegia meskipun tidak mencapai kutub, seperti yang sudah diperkirakan Nansen sebelumnya. Pada 1895 ia meninggalkan kapalnya dan mengatur rencana baru untuk melengkapi perjalanannya ke kutub dengan menggunakan kereta luncur. Namun demikian, ia hanya bisa mencapai posisi 86,14 derajat LU akibat kondisi es yang membelok.

Walau Nansen ataupun kapalnya tidak bisa mencapai kutub, ekspedisi yang telah dilakukannya memberikan informasi yang sangat berharga bagi dunia tentang Samudera Arktik dan membuat namanya terkenal di seluruh dunia. Ia telah membuktikan bahwa laut yang membeku berada di sekitar kutub dan memenuhi basin kutub.

Dengan informasi oseanografi dan meteorologi yang sangat lengkap ini, Nansen telah meletakkan dasar bagi kegiatan di Arktik pada masa selanjutnya. "Farthest North" merupakan laporan penjelajahannya yang brilian, hadir dalam terjemahan bahasa Inggris tahun 1897. Bahan-bahan ilmiah ekspedisinya dipublikasikan pada The Norwegian North Polar Expedition dan diedit langsung oleh Nansen sebanyak 6 volume tahun 1900 hingga tahun 1906. Di Universitas Royal Frederick, Christiania, Nansen menjabat sebagai profesor zoologi (1897) dan profesor oseanografi (1908). The Nansen Fund, yayasan untuk melakukan riset-riset ilmiah pun didirikan untuk menghormatinya.

Sementara itu, untuk karier bidang kenegaraan, dimulainya tahun 1905 ketika ia ikut berkontribusi dalam rangka pemisahan Norwegia dari Swedia secara damai. Berkat jasanya, Nansen diangkat menjadi menteri pertama Norwegia untuk Inggris Raya (1906-1908).

Pada tahun 1910 ia diangkat menjadi direktur pada komisi internasional untuk mempelajari laut dan membuat beberapa perjalanan ilmiah, terutama di Atlantik Utara (1910-1914).

Untuk kegiatan kemanusian, dimulai pasca-Perang Dunia Ke-1 ketika ia ditunjuk sebagai komisi tinggi untuk pengungsi pada Liga Bangsa-Bangsa (kini Perserikatan Bangsa-Bangsa). Hal ini mengantarkannya pada ajang kehormatan dengan diraihnya hadiah Nobel pada tahun 1922.

Fridtjof Nansen wafat pada tanggal 13 Mei 1930 dan dikebumikan empat hari kemudian, bertepatan dengan hari kemerdekaan Norwegia, 17 Mei. Liga Bangsa-Bangsa sendiri memberinya penghormatan dengan mendirikan Nansen International Office for Refugees pada tahun 1931 yang kemudian mengantarnya kembali untuk menerima hadiah Nobel dalam bidang perdamaian pada tahun 1938. *** [EKA | DARI BERBAGAI SUMBER | FEBY SYARIFAH | PIKIRAN RAKYAT 28022013]
Note: This blog can be accessed via your smart phone.Enhanced by Zemanta

Thursday, February 21, 2013

Penemu Bakteri Escherichia Coli

THEODOR ESCHERICH (1857 -1911)
Theodor Escherich adalah seorang dokter spesialis anak berkebangsaan Jerman-Austria yang pertama kali mengidentifikasi bakteri Escherichia coli. Bakteri itu ia temukan pada tahun 1885 ketika meneliti penyebab penyakit usus parah yang menimpa anak-anak di negaranya.

Dari sampel kotoran anak-anak yang sakit, Theodor menemukan mikroba berbentuk lonjong yang berkembang dengan cepat. Ia menamakannya sebagai Bacillus Communis Coli. Setelah Theodor meninggal dunia pada 1911, genus bakteri ini kemudian dinamakan Escherichia coli atau dikenal sebagai E-coli, mengambil dari nama belakangnya Escherich.

Theodor lahir pada tanggal 29 November 1857 di Ansbach, Kerajaan Bavaria-Jerman dan wafat pada tanggal 15 Februari 1911 di Vienna-Austria. Ia merupakan anak bungsu dari Dr Ferdinand Escherich (1810-1880), seorang anggota dewan distrik kesehatan, dan Maria Sophie Frederike von Stromer yang merupakan putri seorang kolonel tentara Bavaria. Maria Sophie adalah istri kedua Dr Ferdinand Escherich.

Ibu Theodor itu meninggal dunia ketika ia berusia 5 tahun. Kemudian keluarganya pindah ke Wirzburg, Jerman dan Dr Ferdinand pun menikah lagl Theodor kecil dikenal sebagai anak yang nakal atau jahil. Pada umur 12 tahun, ia dikirim ke sekolah asrama Stella Matutina di Feldkirch, Austria selama tiga tahun.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan enam bulan layanan militer di Strasbourg, Austria, Escherich memulai studi medis di Wirzburg pada tahun 1876 dan kemudian melanjutkan studinya di beberapa pusat perawatan medis, termasuk di Strasbourg-Austria, serta Berlin, Munich, dan Kiel-Jerman. Ia juga merupakan profesor di Universitas Graz dan Vienna.

Pada tahun 1886, setelah melakukan penyelidikan di laboratorium secara intensif, Escherich menerbitkan sebuah monograf terkait hubungan bakteri usus dengan fisiologi pencernaan bayi. Karya ini, disajikan kepada Fakultas Kedokteran di Munchen dan diterbitkan di Stuttgart, dengan judul "Die Darmbakterien des Sauglings und ihre Beziehungen zur Physiologic der Verdauung" atau "Enterobacteria Bayi dan Hubungan Mereka dengan Fisiologi Pencernaan". Karyanya itu menjadi risalah habilitasi dan menetapkan dia sebagai ahli bakteri terkemuka di bidang pediatri.

Beliau menggambarkan organisme ini sebagai komunitas bakteri Coli dengan membangun segala perlengkapan patogenitasnya saluran pencernaan yang terinfeksi. E-coli berfungsi membusukkan sisa-sisa makanan yang melewati saluran usus besar manusia, memadatkannya hingga dikeluarkan dalam bentuk feses.
Anatomi bakteri E-Coli. (Gambar dari: http://www.indralayaradio.com/)
Ukuran panjang sel E-coli rata-rata dua mikromejer, dengan volume sel sekitar 0,7 mikrometer kubik. E-coli hidup pada suhu di antara 20 derajat Celcius hingga sekitar 45 derajat Celcius. Dengan rentang suhu seperti itu, E-coli dapat tumbuh dengan baik di dalam saluran pencernaan manusia.

Bakteri E-coli dikenal sebagai pencemar perairan, yang harus dihilangkan bila ingin air yang kita minum layak untuk dikonsumsi. E-coli juga dikenal sebagai bakteri penyebab diare dan gangguan saluran pencernaan.

Kendati demikian, bakteri E-coli bisa juga memberi keuntungan bagi manusia dengan turut berperan dalam memproduksi vitamin K. Keberadaan E-coli sebagai flora usus malah menjadi penghalang tumbuhnya bakteri lain yang kemungkinan berbahaya untuk tumbuh di dalam usus.

Bahkan beberapa tahun belakangan, lewat kemajuan ilmu mikrobiologi dan rekayasa genetika, banyak potensi besar dari bakteri E-coli yang mulai terungkap. Sebagian besar potensi tersebut sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup umat manusia.

Karena pertumbuhannya yang sangat cepat dan penanganan yang sangat mudah, membuat E-coli menjadi bakteri pilihan untuk proses rekayasa genetika. Keberadaan rekayasa genetika di seluruh dunia tidak pernah terlepas dari E-coli, karena struktur DNA-nya yang sangat sederhana dan mudah untuk dimodifikasi. *** [EKA | FROM VARIOUS SOURCES | FEBY SYARIFAH | PIKIRAN RAKYAT 14022013]
Note: This blog can be accessed via your smart phone.
Enhanced by Zemanta

Thursday, February 7, 2013

Pelopor Ilmu Genetika

GREGOR MENDEL (1822-1884)
Gregor Johann Mendel, penemu sejumlah aturan atau hukum pewarisan sifat atau yang dikenal dengan nama Hukum Pewarisan Mendel, disepakati sebagai Bapak Pendiri Genetika. ia lahir di Heinzendorf bei Odrau, Austria pada 20 Juli 1822 dan meninggal di Brunn, Austria (sekarang bernama Brno-Ceko), pada 6 Januari 1884 di umurnya yang ke-61 tahun.

Mendel adalah seorang rahib Katolik yang juga mengajar di sekolah. Rasa ingin tahunya yang tinggi, menuntun dia melakukan pekerjaan persilangan dan pemurnian tanaman ercis. Menjelang tahun 1865 dia sudah menemukan hukum pewarisan sifat yang begitu tersohor dan mempersembahkan kertas kerjanya di depan perkumpulan peminat sejarah alam Kota Brunn.

Tahun 1866 hasil penyelidikannya itu diterbitkan oleh majalah Transactions milik perkumpulan itu dengan judul "Experiments with Plant Hybrids". Kertas kerja keduanya diterbitkan oleh majalah itu juga tiga tahun kemudian. Kendati majalah itu bukan majalah besar, namun banyak terdapat di pelbagai perpustakaan besar. Di samping itu, Mendel mengirim satu salinan kepada Karl Nageli, seorang tokoh di bidang ilmu genetika yang disegani. Nageli membaca salinan itu dan membalas kepada Mendel, tetapi dia tidak paham apa yang teramat penting dalam salinan kertas kerja Mendel itu. Hasil penyelidikan Mendel pun diabaikan dan nyaris dilupakan orang hampir 30 tahun lamanya.

Tahun 1866 Mendel ditunjuk jadi pastor kepala di biaranya. Kesibukan administrasi rutin membuatnya kehabisan waktu melanjutkan penyelidikannya dalam bidang tumbuh-tumbuhan. Ketika dia meninggal tahun 1884 di usianya yang ke-61 tahun, penelitiannya nyaris dilupakan orang dan dia tidak memperoleh pengakuan apa pun untuk hal itu.

Mendel sendiri memulai "kariernya" sebagai biarawan sejak tahun 1843 saat masuk biara Augustinian, di Kota Brunn, Austria. Dia menjadi pastor tahun 1847. Tahun 1850 dia ikut ujian untuk memperoleh ijazah guru, tetapi gagal dan mendapat angka buruk dalam biologi.

Meski begitu, kepala pastor di biaranya mengirim Mendel ke Universitas Wina, dari tahun 1851 hingga 1853. Ia pun belajar matematika dan ilmu pengetahuan lainnya. Mendel tak pernah berhasil mengantongi ijazah guru resmi, tetapi tahun 1854-1868 dia menjadi guru cadangan ilmu alam di sekolah modern Kota Brunn.

Jerih payah Mendel terkait kertas kerjanya baru diketemukan kembali tahun 1900 oleh 3 ilmuwan dari 3 bangsa yang berbeda: Hugo de Vries dari Belanda, Carl Correns dari Jerman, dan Erich von Tschermak dari Austria.

Mereka bekerja secara terpisah tatkala menemukan artikel Mendel. Masing-masing mereka sudah punya pengalaman sendiri di bidang botani. Masing-masing secara tersendiri menemukan hukum Mendel. Dan masing-masing, sebelum menerbitkan buku, secara saksama mempelajari hasil kerja Mendel dan masing-masing pula menjelaskan bahwa penyelidikannya memperkuat pendapat Mendel.

Satu kebetulan segitiga yang aneh. Pada tahun 1900 juga, William Bateson, ilmuwan berkebangsaan Inggris, menemukan kertas kerja Mendel yang asli dan segera mengedepankan kertas kerja itu kepada kalangan dunia ilmu. Di penghujung tahun itu, Mendel dapat sambutan meriah dan penghargaan atas begitu kehebatan dari karya-karya yang dilakukannya semasa hidupnya.

Bukti-bukti apa sajakah dari hukum keturunan yang sudah ditemukan Mendel? Mendel menemukan bahwa pada semua organisme hidup terdapat "unit dasar" yang kini disebut gen yang secara khusus diturunkan oleh orangtua kepada anak-anaknya. Ia yang menemukan adanya gen dominan atau gen yang berciri kuat, juga gen resesif atau gen yang berciri lemah.

Dalam dunia tumbuh-tumbuhan yang diselidiki Mendel, tiap ciri pribadi, misalnya warna benih, bentuk daun, ditentukan oleh pasangan gen. Suatu tumbuhan mewariskan satu gen tiap pasang dari tiap induknya. Gen yang berciri lemah tidaklah terhan-curkan dan mungkin diteruskan kepada keturunan selanjutnya. Hukum Mendel, meski sudah dilakukan perubahan kecil, tetap merupakan titik tolak dari ilmu genetika modern. *** [EKA | FROM VARIOUS SOURCES | FEBY SYARIFAH | PIKIRAN RAKYAT 31012013]
Note: This blog can be accessed via your smart phone.Enhanced by Zemanta

Friday, January 25, 2013

Pencetus Sistem Monorel

HENRY ROBINSON PALMER (1795-1844)
Dampak pertumbuhan transportasi yang pesat menimbulkan kemacetan yang sangat parah. Tidak hanya di Indonesia, di berbagai negara belahan dunia pun mengalami hal yang serupa. Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi kemacetan salah satunya dengan membangun monorel. Monorel merupakan salah satu moda transportasi yang berbasis rel tunggal dengan penggerak berupa motor listrik. Sistem transportasi ini dapat dijadikan alternatif angkutan massal perkotaan.

Sistem monorel pertama kali diperkenalkan oleh seorang insinyur asal Inggris Henry Robinson Palmer pada tahun 1825. Pria kelahiran tahun 1795 di Hackney Kota London, merupakan anak dari pasangan Samuel Palmer dan Elizabeth née Walker. Semenjak kecil ia sudah termasuk sosok yang cerdas, berbakat dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Masa pendidikan sekolah dasar, Palmer dididik langsung oleh ayahnya.

Karier intelektual Palmer sudah terlihat pada usia muda. Pada 1818, Palmer menjadi salah satu pencetus sekaligus pendiri Institution of Civil Engineers (ICE) yang merupakan asosiasi profesional yang mewakili insinyur sipil di pusat Kota London. Palmer kemudian mengembangkan kariernya dengan pindah ke Westminster untuk menjadi konsultan bidang survei desain dan konstruksi kereta api. Ia juga mendesain dermaga di beberapa pelabuhan di Port Talbot, Ipswich, Penzance, dan Neath. Namun yang paling menonjol ketika Palmer berhasil mendesain kereta api di kota Kentish.

Kereta Monorel Suspensi Palmer, 1822.
(Gambar dari: http://www.gracesguide.co.uk/)
Setelah lama berkarir sebagai konsultan, pada tahun 1821 Farmer menuangkan idenya tentang monorel dengan membuat buku pendek yang berjudul Deskripsi Kereta Api pada suatu Prinsip baru. Tentu saja pemikiran Palmer banyak mengagetkan banyak para ahli dan pemerintah Inggris dikala itu. Puncaknya ketika Palmer mendemontrasikan penemuannya ini dihadapan parlemen agar mendapatkan dukungan untuk mengembangkan sistem transportasi monorel pada tahun 1825. Meskipun pada awal percobaannya monorel buatan Palmer ini memiliki satu mesin tenaga kuda (horse power) monorel jenis pertama ini memiliki fungsi untuk membawa batu bata, tapi pada saat pembukaannya difungsikan untuk membawa penumpang.

Pada tahun berikutnya Palmer mengembangkan monorel untuk transportasi penumpang dengan menggunakan desain Deptford Dockyard di Tenggara London. Sehingga Berdasarkan paten oleh Henry Robinson Palmer, Kereta Api Cheshunt Railway menjadi pelopor pertama sebagai monorel pertama dengan membawa penumpang di pembukaannya. Penemuannya sistem monorel ini mendapatkan US paten bernomor 1184618.

Sejarah monorel ini terus berlanjut, Pada tahun 1876 di Philadelpia Centennial untuk pertama kali kereta monorel menggunakan mesin uap sebagai penggeraknya. Pada tahun 1929, inovasi monorel lebih berkembang lagi dengan munculnya monorel pertama yang menggunakan tenaga listrik sebagai penggeraknya. Dengan kecepatan 160 km/jam, kereta ini digunakan untuk menghubungkan London dan Paris.

Sebagian besar literatur menyebutkan monorel merupakan sebuah rel dengan jalur yang terdiri dari rel tunggal, berlainan dengan rel tradisional yang memiliki dua rel paralel. Rel pada monorel terbuat dari beton dan roda keretanya terbuat dari karet, sehingga tidak sebising kereta konvensional.

Dimasa kini, monorel merupakan MRT (mass rapid transit) sebagai moda angkutan yang mampu mengangkut penumpang dalam jumlah yang banyak (massal) dengan frekuensi dan kecepatan yang sangat tinggi. MRT memiliki jalur tertentu dan biasanya tidak mengambil ruang kota yang luas. MRT jenis ini biasanya memiliki jalur di atas jalan raya dan yang ditopang dengan tiang-tiang yang sekaligus berfungsi untuk membentuk lintasan monorel. Berbeda dengan MRT lainnya, monorel biasanya hanya terdiri atas satu rute dengan sistem lintasan loop dengan beberapa stasiun pemberhentian yang menghubungkan dengan MRT lainnya maupun langsung ke lokasi kegiatan tertentu. Penggunaan monorel sudah banyak dikembangkan di kota-kota metropolitan di dunia antara lain Moskow, Tokyo, dan Sydney.

Henry Robinson Palmer meninggal 12 September 1844, di kediamannya di Jalan Great George, Westminster. Ia meninggal pada usia 49 tahun karena penyakit Edema yakni berlebihnya zat cair di dalam jaringan tubuh. Sampai sekarang, pemikiran sistem monorel Palmer banyak diadopsi untuk mengatasi masalah kemacetan di kota-kota besar seluruh dunia.*** [EKA | DARI BERBAGAI SUMBER | FITRIANSYAH | PIKIRAN RAKYAT 17012013]
Note: This blog can be accessed via your smart phone.Enhanced by Zemanta

Monday, January 21, 2013

Penemu Virus HIV

FRANÇOISE BARRÉ-SINOUSSI (1947 - ...)
HIV atau Human Immunology Virus merupakan virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Disease Syndrome). Virus ini menyerang sistem pertahanan tubuh manusia sehingga menurunkan reaksi tubuh terhadap penyakit-penyakit. Oleh karena itu, orang yang sudah terinfeksi virus HIV biasanya akan mudah untuk terkena penyakit karena pertahanan tubuhnya sudah rusak.

Françoise Barré-Sinoussi, seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis yang lahir di Paris pada tanggal 30 Juli 1947. Penemuannya berawal dari ketertarikannya terhadap penellitian. Setelah kebingungannya terhadap masa depan apa yang akan ia jalani, antara dunia kedokteran atau biomedis, ia akhirnya memilih untuk memasuki Faculty of Sciences pada tahun 1966, University of Paris. Selain karena durasi pendidikan yang relatif lebih pendek, biaya pendidikan yang lebih murah juga menjadi pertimbangannya.

Menjelang akhir pendidikannya, ia mencari laboratorium untuk mendapatkan pengalaman. Setelah beberapa bulan pencariannya tidak menelurkan hasil, akhirnya seorang teman mengenalkannya pada sebuah grup yang bekerja dalam laboratorium.

Grup tersebut dipimpin oleh Jean-Claude Chermann di Institut Pasteur di Marnela-Coquette. Saat itu Chermann sedang mempelajari hubungan antara retrovirus dengan kanker pada tikus. Barré-Sinoussi menghabiskan waktunya lebih banyak di laboratorium dan hanya menunjukkan kehadiran di kampus untuk melakukan ujian. Sesaat setelah masuk ke dalam grup Chermann, Jean-Claude menawarkannya sebuah proyek PhD. Proyeknya untuk menganalisis kegunaan sintesis molekul yang dapat menghambat reverse transcriptase untuk mengontrol leukemia yang disebabkan oleh friend virus. Barré-Sinoussi menyelesaikan pendidikannya relatif cepat. ia dianugerahi gelar PhD di tahun 1974 oleh Faculty of Sciences, University of Paris.

Sel-T virus leukemia manusia tipe-1 
(Human T-cell Leukemia Virus type-1
/HTLV-1), dan Virus HIV (Human
immunodeficiency virus/HIV).
(Gambar dari: http://en.wikipedia.org/)
Pada akhir 70-an dan awal 80-an, hanya sedikit grup laboratorium yang masih meneliti tentang hubungan antara retrovirus dan kanker. Pada tahun tersebut, lebih banyak orang yang tertarik untuk meneliti onkogen atau gen yang memiliki potensi untuk mengakibatkan kanker. Namun pada saat itu, Barré-Sinoussi tetap meneliti mengenai kontrol alamiah infeksi retroviral pada tubuh manusia.

Pada tahun 1982, Luc Montagnier, seorang ilmuwan, dihubungi oleh seorang ahli virologi asal Perancis. Ahli virologi tersebut bekerja sama dengan Will Rozenbaum, seorang klinisi yang menyadari adanya epidemiologi penyakit baru yang menyerang orang-orang homoseksual. Luc kemudian mengajak Barré-Sinoussi untuk bekerja sama meneliti fenomena baru ini. Luc membutuhkan bantuan Barré-Sinoussi untuk menentukan apakah retrovirus yang sedang ditelitinya dengan timnya memiliki pengaruh pada penyakit yang baru-baru itu muncul. Setelah mendapatkan persetujuan dari ketua timnya, akhirnya mereka bekerja dengan tekun untuk menentukan apakah retrovirus ditemukan pada pasien dengan penyakit baru tersebut (yang kemudian dikenal dengan AIDS).

Pada bulan desember 1982, diadakanlah pertemuan antara klinisi, grup tempat Barré-Sinoussi bekerja, dan Willy Rozenbaum. Berdasarkan observasi klinis, penyakit ini menyerang sel imun, namun turunnya kadar limfosit CD4 (sel pertahanan tubuh) sangat menghambat isolasi virus dari sel-sel yang jarang pada pasien dengan AIDS. Setelah menunggu isolasi limfosit dari biopsi kelenjar getah bening pasien, sel-sel itu dites untuk aktivitas reverse trancriptase. Pada minggu pertama, tidak terlihat adanya aktivitas virus, namun pada minggu kedua, terjadi penurunan level dari enzim tersebut dan sel limfosit T mati pada kultur tersebut. Untuk menyelamatkan kultur, dengan harapan dapat mengawetkan virus, mereka menambahkan limfosit dari donor ke kultur. Ternyata sesuai harapan, virus yang masih terdapat pada kultur, mulai menginfeksi limfosit baru yang mereka tambahkan dan mereka dapat kembali mendeteksi aktivitas reverse trancriptase. Mereka menamakan virus yang baru diisolasi tersebut sebagai Lymphadenopaty Associated Virus (LAV), yang kemudian dinamakan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Setelah itu mereka berpikir untuk memvisualisasikan virus tersebut dan dengan bantuan mikroskop dari Charles Dauguet, gambaran awal dari virus diterbitkan pada Februari 1983.

Virus yang telah ditemukan kemudian diisolasi, diamplifikasi (diperbanyak), dan dikarakteristikan. Kemudian laporan pertama diterbitkan dalam Science pada bulan Mei 1983. Pada bulan-bulan berikutnya, penelitian mengenai virus ini diperdalam, melalui kerja sama dengan ahli biologi molekular dari Institute Pasteur, beserta klinisi-klinisi, akhirnya data-data yang terkumpul cukup menguatkan bahwa LAV atau HIV merupakan agen penyebab AIDS.

Tahun 1983 merupakan awal karir Barré-Sinoussi di Institut Pasteur sampai akhirnya beliau ditunjuk untuk menjadi Kepala Unit Biologi Retrovirus pada tahun 1992, yang kemudian berubah nama menjadi Unit Regulasi Infeksi Retroviral pada tahun 2005. Kunjungan pertamanya adalah ke Afrika pada tahun 1987, kemudian ke Vietnam tahun 1988 sebagai langkah awal kolaborasi dengan negara-negara di Asia. Kunjungan tersebut membuka matanya, betapa perbedaan kebudayaan dan keadaan yang mengerikan, menggerakannya untuk berkolaborasi dengan negara yang memiliki sumber daya terbatas. Kerjasama dengan Afrika dan Asia ke depannya menghasilkan pertukaran peneliti muda dari berbagai belahan dunia dengan peneliti dari Paris. Pada tahun 2008 lalu Françoise Barré-Sinoussi menerima anugerah Nobel dalam bidang kedokteran atas penemuannya terhadap virus yang bernama HIV.

Pada tanggal 27 Juli 2012, The International AIDS Society (IAS) dalam International AIDS Conference (AIDS 2012) di Washington-DC mengumumkan Françoise Barré-Sinoussi, PhD. ditunjuk sebagai Presiden IAS yang baru, dengan masa tugas selama 2 tahun. *** [EKA | FROM VARIOUS SOURCES | PUTRI ZULMIYUSRINI | PIKIRAN RAKYAT 03012013]
Note: This blog can be accessed via your smart phone.
Enhanced by Zemanta

Tuesday, December 11, 2012

Kimiawan yang Menemukan Kain Nilon

WALLACE CAROTHERS (1896-1937) dan JULIAN HILL (1906-1996)
Wallace Carothers.
Pada 1930 di Amerika, perusahaan kimia memutuskan menciptakan bahan pengganti sutra. Mereka menyewa tim terdiri atas berbagai ahli kimia muda yang pintar untuk pekerjaan tersebut. Sambil bermain-main saat bosnya, Wallace Carothers tidak berada di tempat, para ilmuwan membuat serat yang sampai saat ini dikenal paling baik.

Wallace Carothers lahir pada tahun 1896, di Amerika. Seperti ayahnya adalah seorang guru ia tertarik dalam studi. Karena dia adalah seorang mahasiswa pintar yang pernah menjadi ketua jurusan kimia sebelum dia lulus. Wallace menyelesaikan MSc dalam Kimia pada tahun 1921. Setelah itu ia bergabung sebagai dosen kimia di Universitas Harvard.

Julian Hill.
Karena dia sangat tertarik untuk melakukan eksperimen, maka sambil menyelesaikan PhD dan melakukan percobaan setelah itu ia mendapat gelar doktor pada tahun 1924. Sebagai seorang profesor di Universitas Harvard, Amerika, dia mempelajari struktur plastik sampai perusahaan kimia raksasa, DuPont mempekerjakannya pada 1928.

DuPont menginginkan Carothers membuat bahan yang dapat mengganti sutra. Serat yang baik dan mahal ini dipintal oleh ulat sutra asal Cina. Carothers membuat rancangan kerja dan menyewa delapan pekerja untuk membantunya.

Bertahun-tahun setelah eksperimen yang melelahkan, Julian Hill sangat berhati-hati saat dia mengambil benang pertama dari tabung reaksi yang berisi zat lengket. Kemudian, dilanjutkan dengan proses penarikan dan peregangan nilon yang bertujuan menguji kekuatan plastik tersebut.

Di bawah pengawasan dari pemimpinnya, tim ini menciptakan polimer, yaitu plastik dengan struktur seperti rantai yang membuatnya sangat kuat. Terobosan pertama mereka adalah neoprena, salah satu jenis karet sintetis.

Berita tentang Nylon dan Stocking. 
(Gambar dari: http://www.dollhousebettie.com/)
Beberapa minggu kemudian, mereka membuat plastik lain yang sangat menjanjikan, yaitu polimer 3-16. Carothers menginstruksikan seorang asistennya, Julian Hill (1904-1996) agar melakukan sebagian besar penelitian polimer 3-16.

Polimer seperti nilon dibuat dari bahan kimia organik, yaitu bahan yang berasal dari makhluk hidup. Tekanan dan pemanasan bahan tersebut mengubah struktur kimianya, dari cairan dan gas menjadi padatan yang kuat. Jika dapat melihat isi polimer, kita dapat mengetahui bahwa atom-atom tersusun dalam bentuk rantai panjang yang elastis.

Suatu hari pada 1930, saat Carothers keluar dari laboratorium, Hill memasukkan batang pengaduk ke gelas kimia yang berisi plastik putih yang lengket dan akhirnya dia dapat menarik keluar sehelai benang. Benang plastik tersebut sangat elastis dan kuat sehingga Hill dan rekan kerjanya menguji elatisitas plastik itu dengan permainan tarik tambang untuk melihat seberapa jauh mereka dapat menariknya. Hal yang mengagumkan adalah semakin mereka menarik benang plastik tersebut, benang tersebut semakin kuat.

Benang nilon. (Gambar dari: 
http://www.sritweets.com/)

Nilon pertama yang dibuat mudah berkerut, tetapi para wanita tidak peduli karena mereka lebih kuat daripada sutra. DuPont tidak dapat memperbanyak nilon tersebut dengan cepat, orang yang belanja berebut untuk mendapatkan beberapa pasang nilon yang tersisa. Benang-benang plastik ini seelastis kain sutra serta dapat dibuat dari minyak, air, dan udara tanpa bantuan ulat.

Polimer 3-16 ternyata tidak cocok sebagai bahan pembuat pakaian. Bahan ini meleleh ketika disetrika. Carothers dan timnya meneliti kembali selama empat tahun untuk mencari cara lain membuat serat kain plastik.

Sayangnya, tindakan ini tidak berhasil dan mereka kembali meneliti polimer 3-16. Dengan menyempurnakan formulanya, pada 1934 mereka membuat sutra tiruan yang diinginkan DuPont. Setelah penelitian lima tahun berikutnya, semua pabrik mampu memproduksi dalam jumlah besar bahan yang dinamakan nilon tersebut. *** [EDI WARSIDI | PIKIRAN RAKYAT 22112012]
Note: This blog can be accessed via your smart phone.Enhanced by Zemanta