-->
Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Thursday, February 7, 2013

Pelopor Ilmu Genetika

GREGOR MENDEL (1822-1884)
Gregor Johann Mendel, penemu sejumlah aturan atau hukum pewarisan sifat atau yang dikenal dengan nama Hukum Pewarisan Mendel, disepakati sebagai Bapak Pendiri Genetika. ia lahir di Heinzendorf bei Odrau, Austria pada 20 Juli 1822 dan meninggal di Brunn, Austria (sekarang bernama Brno-Ceko), pada 6 Januari 1884 di umurnya yang ke-61 tahun.

Mendel adalah seorang rahib Katolik yang juga mengajar di sekolah. Rasa ingin tahunya yang tinggi, menuntun dia melakukan pekerjaan persilangan dan pemurnian tanaman ercis. Menjelang tahun 1865 dia sudah menemukan hukum pewarisan sifat yang begitu tersohor dan mempersembahkan kertas kerjanya di depan perkumpulan peminat sejarah alam Kota Brunn.

Tahun 1866 hasil penyelidikannya itu diterbitkan oleh majalah Transactions milik perkumpulan itu dengan judul "Experiments with Plant Hybrids". Kertas kerja keduanya diterbitkan oleh majalah itu juga tiga tahun kemudian. Kendati majalah itu bukan majalah besar, namun banyak terdapat di pelbagai perpustakaan besar. Di samping itu, Mendel mengirim satu salinan kepada Karl Nageli, seorang tokoh di bidang ilmu genetika yang disegani. Nageli membaca salinan itu dan membalas kepada Mendel, tetapi dia tidak paham apa yang teramat penting dalam salinan kertas kerja Mendel itu. Hasil penyelidikan Mendel pun diabaikan dan nyaris dilupakan orang hampir 30 tahun lamanya.

Tahun 1866 Mendel ditunjuk jadi pastor kepala di biaranya. Kesibukan administrasi rutin membuatnya kehabisan waktu melanjutkan penyelidikannya dalam bidang tumbuh-tumbuhan. Ketika dia meninggal tahun 1884 di usianya yang ke-61 tahun, penelitiannya nyaris dilupakan orang dan dia tidak memperoleh pengakuan apa pun untuk hal itu.

Mendel sendiri memulai "kariernya" sebagai biarawan sejak tahun 1843 saat masuk biara Augustinian, di Kota Brunn, Austria. Dia menjadi pastor tahun 1847. Tahun 1850 dia ikut ujian untuk memperoleh ijazah guru, tetapi gagal dan mendapat angka buruk dalam biologi.

Meski begitu, kepala pastor di biaranya mengirim Mendel ke Universitas Wina, dari tahun 1851 hingga 1853. Ia pun belajar matematika dan ilmu pengetahuan lainnya. Mendel tak pernah berhasil mengantongi ijazah guru resmi, tetapi tahun 1854-1868 dia menjadi guru cadangan ilmu alam di sekolah modern Kota Brunn.

Jerih payah Mendel terkait kertas kerjanya baru diketemukan kembali tahun 1900 oleh 3 ilmuwan dari 3 bangsa yang berbeda: Hugo de Vries dari Belanda, Carl Correns dari Jerman, dan Erich von Tschermak dari Austria.

Mereka bekerja secara terpisah tatkala menemukan artikel Mendel. Masing-masing mereka sudah punya pengalaman sendiri di bidang botani. Masing-masing secara tersendiri menemukan hukum Mendel. Dan masing-masing, sebelum menerbitkan buku, secara saksama mempelajari hasil kerja Mendel dan masing-masing pula menjelaskan bahwa penyelidikannya memperkuat pendapat Mendel.

Satu kebetulan segitiga yang aneh. Pada tahun 1900 juga, William Bateson, ilmuwan berkebangsaan Inggris, menemukan kertas kerja Mendel yang asli dan segera mengedepankan kertas kerja itu kepada kalangan dunia ilmu. Di penghujung tahun itu, Mendel dapat sambutan meriah dan penghargaan atas begitu kehebatan dari karya-karya yang dilakukannya semasa hidupnya.

Bukti-bukti apa sajakah dari hukum keturunan yang sudah ditemukan Mendel? Mendel menemukan bahwa pada semua organisme hidup terdapat "unit dasar" yang kini disebut gen yang secara khusus diturunkan oleh orangtua kepada anak-anaknya. Ia yang menemukan adanya gen dominan atau gen yang berciri kuat, juga gen resesif atau gen yang berciri lemah.

Dalam dunia tumbuh-tumbuhan yang diselidiki Mendel, tiap ciri pribadi, misalnya warna benih, bentuk daun, ditentukan oleh pasangan gen. Suatu tumbuhan mewariskan satu gen tiap pasang dari tiap induknya. Gen yang berciri lemah tidaklah terhan-curkan dan mungkin diteruskan kepada keturunan selanjutnya. Hukum Mendel, meski sudah dilakukan perubahan kecil, tetap merupakan titik tolak dari ilmu genetika modern. *** [EKA | FROM VARIOUS SOURCES | FEBY SYARIFAH | PIKIRAN RAKYAT 31012013]
Note: This blog can be accessed via your smart phone.Enhanced by Zemanta
Kindly Bookmark and Share it: