-->
Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu
Showing posts with label Inventor. Show all posts
Showing posts with label Inventor. Show all posts

Thursday, February 21, 2013

Penemu Bakteri Escherichia Coli

THEODOR ESCHERICH (1857 -1911)
Theodor Escherich adalah seorang dokter spesialis anak berkebangsaan Jerman-Austria yang pertama kali mengidentifikasi bakteri Escherichia coli. Bakteri itu ia temukan pada tahun 1885 ketika meneliti penyebab penyakit usus parah yang menimpa anak-anak di negaranya.

Dari sampel kotoran anak-anak yang sakit, Theodor menemukan mikroba berbentuk lonjong yang berkembang dengan cepat. Ia menamakannya sebagai Bacillus Communis Coli. Setelah Theodor meninggal dunia pada 1911, genus bakteri ini kemudian dinamakan Escherichia coli atau dikenal sebagai E-coli, mengambil dari nama belakangnya Escherich.

Theodor lahir pada tanggal 29 November 1857 di Ansbach, Kerajaan Bavaria-Jerman dan wafat pada tanggal 15 Februari 1911 di Vienna-Austria. Ia merupakan anak bungsu dari Dr Ferdinand Escherich (1810-1880), seorang anggota dewan distrik kesehatan, dan Maria Sophie Frederike von Stromer yang merupakan putri seorang kolonel tentara Bavaria. Maria Sophie adalah istri kedua Dr Ferdinand Escherich.

Ibu Theodor itu meninggal dunia ketika ia berusia 5 tahun. Kemudian keluarganya pindah ke Wirzburg, Jerman dan Dr Ferdinand pun menikah lagl Theodor kecil dikenal sebagai anak yang nakal atau jahil. Pada umur 12 tahun, ia dikirim ke sekolah asrama Stella Matutina di Feldkirch, Austria selama tiga tahun.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan enam bulan layanan militer di Strasbourg, Austria, Escherich memulai studi medis di Wirzburg pada tahun 1876 dan kemudian melanjutkan studinya di beberapa pusat perawatan medis, termasuk di Strasbourg-Austria, serta Berlin, Munich, dan Kiel-Jerman. Ia juga merupakan profesor di Universitas Graz dan Vienna.

Pada tahun 1886, setelah melakukan penyelidikan di laboratorium secara intensif, Escherich menerbitkan sebuah monograf terkait hubungan bakteri usus dengan fisiologi pencernaan bayi. Karya ini, disajikan kepada Fakultas Kedokteran di Munchen dan diterbitkan di Stuttgart, dengan judul "Die Darmbakterien des Sauglings und ihre Beziehungen zur Physiologic der Verdauung" atau "Enterobacteria Bayi dan Hubungan Mereka dengan Fisiologi Pencernaan". Karyanya itu menjadi risalah habilitasi dan menetapkan dia sebagai ahli bakteri terkemuka di bidang pediatri.

Beliau menggambarkan organisme ini sebagai komunitas bakteri Coli dengan membangun segala perlengkapan patogenitasnya saluran pencernaan yang terinfeksi. E-coli berfungsi membusukkan sisa-sisa makanan yang melewati saluran usus besar manusia, memadatkannya hingga dikeluarkan dalam bentuk feses.
Anatomi bakteri E-Coli. (Gambar dari: http://www.indralayaradio.com/)
Ukuran panjang sel E-coli rata-rata dua mikromejer, dengan volume sel sekitar 0,7 mikrometer kubik. E-coli hidup pada suhu di antara 20 derajat Celcius hingga sekitar 45 derajat Celcius. Dengan rentang suhu seperti itu, E-coli dapat tumbuh dengan baik di dalam saluran pencernaan manusia.

Bakteri E-coli dikenal sebagai pencemar perairan, yang harus dihilangkan bila ingin air yang kita minum layak untuk dikonsumsi. E-coli juga dikenal sebagai bakteri penyebab diare dan gangguan saluran pencernaan.

Kendati demikian, bakteri E-coli bisa juga memberi keuntungan bagi manusia dengan turut berperan dalam memproduksi vitamin K. Keberadaan E-coli sebagai flora usus malah menjadi penghalang tumbuhnya bakteri lain yang kemungkinan berbahaya untuk tumbuh di dalam usus.

Bahkan beberapa tahun belakangan, lewat kemajuan ilmu mikrobiologi dan rekayasa genetika, banyak potensi besar dari bakteri E-coli yang mulai terungkap. Sebagian besar potensi tersebut sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup umat manusia.

Karena pertumbuhannya yang sangat cepat dan penanganan yang sangat mudah, membuat E-coli menjadi bakteri pilihan untuk proses rekayasa genetika. Keberadaan rekayasa genetika di seluruh dunia tidak pernah terlepas dari E-coli, karena struktur DNA-nya yang sangat sederhana dan mudah untuk dimodifikasi. *** [EKA | FROM VARIOUS SOURCES | FEBY SYARIFAH | PIKIRAN RAKYAT 14022013]
Note: This blog can be accessed via your smart phone.
Enhanced by Zemanta

Thursday, February 7, 2013

Pelopor Ilmu Genetika

GREGOR MENDEL (1822-1884)
Gregor Johann Mendel, penemu sejumlah aturan atau hukum pewarisan sifat atau yang dikenal dengan nama Hukum Pewarisan Mendel, disepakati sebagai Bapak Pendiri Genetika. ia lahir di Heinzendorf bei Odrau, Austria pada 20 Juli 1822 dan meninggal di Brunn, Austria (sekarang bernama Brno-Ceko), pada 6 Januari 1884 di umurnya yang ke-61 tahun.

Mendel adalah seorang rahib Katolik yang juga mengajar di sekolah. Rasa ingin tahunya yang tinggi, menuntun dia melakukan pekerjaan persilangan dan pemurnian tanaman ercis. Menjelang tahun 1865 dia sudah menemukan hukum pewarisan sifat yang begitu tersohor dan mempersembahkan kertas kerjanya di depan perkumpulan peminat sejarah alam Kota Brunn.

Tahun 1866 hasil penyelidikannya itu diterbitkan oleh majalah Transactions milik perkumpulan itu dengan judul "Experiments with Plant Hybrids". Kertas kerja keduanya diterbitkan oleh majalah itu juga tiga tahun kemudian. Kendati majalah itu bukan majalah besar, namun banyak terdapat di pelbagai perpustakaan besar. Di samping itu, Mendel mengirim satu salinan kepada Karl Nageli, seorang tokoh di bidang ilmu genetika yang disegani. Nageli membaca salinan itu dan membalas kepada Mendel, tetapi dia tidak paham apa yang teramat penting dalam salinan kertas kerja Mendel itu. Hasil penyelidikan Mendel pun diabaikan dan nyaris dilupakan orang hampir 30 tahun lamanya.

Tahun 1866 Mendel ditunjuk jadi pastor kepala di biaranya. Kesibukan administrasi rutin membuatnya kehabisan waktu melanjutkan penyelidikannya dalam bidang tumbuh-tumbuhan. Ketika dia meninggal tahun 1884 di usianya yang ke-61 tahun, penelitiannya nyaris dilupakan orang dan dia tidak memperoleh pengakuan apa pun untuk hal itu.

Mendel sendiri memulai "kariernya" sebagai biarawan sejak tahun 1843 saat masuk biara Augustinian, di Kota Brunn, Austria. Dia menjadi pastor tahun 1847. Tahun 1850 dia ikut ujian untuk memperoleh ijazah guru, tetapi gagal dan mendapat angka buruk dalam biologi.

Meski begitu, kepala pastor di biaranya mengirim Mendel ke Universitas Wina, dari tahun 1851 hingga 1853. Ia pun belajar matematika dan ilmu pengetahuan lainnya. Mendel tak pernah berhasil mengantongi ijazah guru resmi, tetapi tahun 1854-1868 dia menjadi guru cadangan ilmu alam di sekolah modern Kota Brunn.

Jerih payah Mendel terkait kertas kerjanya baru diketemukan kembali tahun 1900 oleh 3 ilmuwan dari 3 bangsa yang berbeda: Hugo de Vries dari Belanda, Carl Correns dari Jerman, dan Erich von Tschermak dari Austria.

Mereka bekerja secara terpisah tatkala menemukan artikel Mendel. Masing-masing mereka sudah punya pengalaman sendiri di bidang botani. Masing-masing secara tersendiri menemukan hukum Mendel. Dan masing-masing, sebelum menerbitkan buku, secara saksama mempelajari hasil kerja Mendel dan masing-masing pula menjelaskan bahwa penyelidikannya memperkuat pendapat Mendel.

Satu kebetulan segitiga yang aneh. Pada tahun 1900 juga, William Bateson, ilmuwan berkebangsaan Inggris, menemukan kertas kerja Mendel yang asli dan segera mengedepankan kertas kerja itu kepada kalangan dunia ilmu. Di penghujung tahun itu, Mendel dapat sambutan meriah dan penghargaan atas begitu kehebatan dari karya-karya yang dilakukannya semasa hidupnya.

Bukti-bukti apa sajakah dari hukum keturunan yang sudah ditemukan Mendel? Mendel menemukan bahwa pada semua organisme hidup terdapat "unit dasar" yang kini disebut gen yang secara khusus diturunkan oleh orangtua kepada anak-anaknya. Ia yang menemukan adanya gen dominan atau gen yang berciri kuat, juga gen resesif atau gen yang berciri lemah.

Dalam dunia tumbuh-tumbuhan yang diselidiki Mendel, tiap ciri pribadi, misalnya warna benih, bentuk daun, ditentukan oleh pasangan gen. Suatu tumbuhan mewariskan satu gen tiap pasang dari tiap induknya. Gen yang berciri lemah tidaklah terhan-curkan dan mungkin diteruskan kepada keturunan selanjutnya. Hukum Mendel, meski sudah dilakukan perubahan kecil, tetap merupakan titik tolak dari ilmu genetika modern. *** [EKA | FROM VARIOUS SOURCES | FEBY SYARIFAH | PIKIRAN RAKYAT 31012013]
Note: This blog can be accessed via your smart phone.Enhanced by Zemanta

Friday, January 25, 2013

Pencetus Sistem Monorel

HENRY ROBINSON PALMER (1795-1844)
Dampak pertumbuhan transportasi yang pesat menimbulkan kemacetan yang sangat parah. Tidak hanya di Indonesia, di berbagai negara belahan dunia pun mengalami hal yang serupa. Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi kemacetan salah satunya dengan membangun monorel. Monorel merupakan salah satu moda transportasi yang berbasis rel tunggal dengan penggerak berupa motor listrik. Sistem transportasi ini dapat dijadikan alternatif angkutan massal perkotaan.

Sistem monorel pertama kali diperkenalkan oleh seorang insinyur asal Inggris Henry Robinson Palmer pada tahun 1825. Pria kelahiran tahun 1795 di Hackney Kota London, merupakan anak dari pasangan Samuel Palmer dan Elizabeth née Walker. Semenjak kecil ia sudah termasuk sosok yang cerdas, berbakat dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Masa pendidikan sekolah dasar, Palmer dididik langsung oleh ayahnya.

Karier intelektual Palmer sudah terlihat pada usia muda. Pada 1818, Palmer menjadi salah satu pencetus sekaligus pendiri Institution of Civil Engineers (ICE) yang merupakan asosiasi profesional yang mewakili insinyur sipil di pusat Kota London. Palmer kemudian mengembangkan kariernya dengan pindah ke Westminster untuk menjadi konsultan bidang survei desain dan konstruksi kereta api. Ia juga mendesain dermaga di beberapa pelabuhan di Port Talbot, Ipswich, Penzance, dan Neath. Namun yang paling menonjol ketika Palmer berhasil mendesain kereta api di kota Kentish.

Kereta Monorel Suspensi Palmer, 1822.
(Gambar dari: http://www.gracesguide.co.uk/)
Setelah lama berkarir sebagai konsultan, pada tahun 1821 Farmer menuangkan idenya tentang monorel dengan membuat buku pendek yang berjudul Deskripsi Kereta Api pada suatu Prinsip baru. Tentu saja pemikiran Palmer banyak mengagetkan banyak para ahli dan pemerintah Inggris dikala itu. Puncaknya ketika Palmer mendemontrasikan penemuannya ini dihadapan parlemen agar mendapatkan dukungan untuk mengembangkan sistem transportasi monorel pada tahun 1825. Meskipun pada awal percobaannya monorel buatan Palmer ini memiliki satu mesin tenaga kuda (horse power) monorel jenis pertama ini memiliki fungsi untuk membawa batu bata, tapi pada saat pembukaannya difungsikan untuk membawa penumpang.

Pada tahun berikutnya Palmer mengembangkan monorel untuk transportasi penumpang dengan menggunakan desain Deptford Dockyard di Tenggara London. Sehingga Berdasarkan paten oleh Henry Robinson Palmer, Kereta Api Cheshunt Railway menjadi pelopor pertama sebagai monorel pertama dengan membawa penumpang di pembukaannya. Penemuannya sistem monorel ini mendapatkan US paten bernomor 1184618.

Sejarah monorel ini terus berlanjut, Pada tahun 1876 di Philadelpia Centennial untuk pertama kali kereta monorel menggunakan mesin uap sebagai penggeraknya. Pada tahun 1929, inovasi monorel lebih berkembang lagi dengan munculnya monorel pertama yang menggunakan tenaga listrik sebagai penggeraknya. Dengan kecepatan 160 km/jam, kereta ini digunakan untuk menghubungkan London dan Paris.

Sebagian besar literatur menyebutkan monorel merupakan sebuah rel dengan jalur yang terdiri dari rel tunggal, berlainan dengan rel tradisional yang memiliki dua rel paralel. Rel pada monorel terbuat dari beton dan roda keretanya terbuat dari karet, sehingga tidak sebising kereta konvensional.

Dimasa kini, monorel merupakan MRT (mass rapid transit) sebagai moda angkutan yang mampu mengangkut penumpang dalam jumlah yang banyak (massal) dengan frekuensi dan kecepatan yang sangat tinggi. MRT memiliki jalur tertentu dan biasanya tidak mengambil ruang kota yang luas. MRT jenis ini biasanya memiliki jalur di atas jalan raya dan yang ditopang dengan tiang-tiang yang sekaligus berfungsi untuk membentuk lintasan monorel. Berbeda dengan MRT lainnya, monorel biasanya hanya terdiri atas satu rute dengan sistem lintasan loop dengan beberapa stasiun pemberhentian yang menghubungkan dengan MRT lainnya maupun langsung ke lokasi kegiatan tertentu. Penggunaan monorel sudah banyak dikembangkan di kota-kota metropolitan di dunia antara lain Moskow, Tokyo, dan Sydney.

Henry Robinson Palmer meninggal 12 September 1844, di kediamannya di Jalan Great George, Westminster. Ia meninggal pada usia 49 tahun karena penyakit Edema yakni berlebihnya zat cair di dalam jaringan tubuh. Sampai sekarang, pemikiran sistem monorel Palmer banyak diadopsi untuk mengatasi masalah kemacetan di kota-kota besar seluruh dunia.*** [EKA | DARI BERBAGAI SUMBER | FITRIANSYAH | PIKIRAN RAKYAT 17012013]
Note: This blog can be accessed via your smart phone.Enhanced by Zemanta

Monday, January 21, 2013

Penemu Virus HIV

FRANÇOISE BARRÉ-SINOUSSI (1947 - ...)
HIV atau Human Immunology Virus merupakan virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Disease Syndrome). Virus ini menyerang sistem pertahanan tubuh manusia sehingga menurunkan reaksi tubuh terhadap penyakit-penyakit. Oleh karena itu, orang yang sudah terinfeksi virus HIV biasanya akan mudah untuk terkena penyakit karena pertahanan tubuhnya sudah rusak.

Françoise Barré-Sinoussi, seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis yang lahir di Paris pada tanggal 30 Juli 1947. Penemuannya berawal dari ketertarikannya terhadap penellitian. Setelah kebingungannya terhadap masa depan apa yang akan ia jalani, antara dunia kedokteran atau biomedis, ia akhirnya memilih untuk memasuki Faculty of Sciences pada tahun 1966, University of Paris. Selain karena durasi pendidikan yang relatif lebih pendek, biaya pendidikan yang lebih murah juga menjadi pertimbangannya.

Menjelang akhir pendidikannya, ia mencari laboratorium untuk mendapatkan pengalaman. Setelah beberapa bulan pencariannya tidak menelurkan hasil, akhirnya seorang teman mengenalkannya pada sebuah grup yang bekerja dalam laboratorium.

Grup tersebut dipimpin oleh Jean-Claude Chermann di Institut Pasteur di Marnela-Coquette. Saat itu Chermann sedang mempelajari hubungan antara retrovirus dengan kanker pada tikus. Barré-Sinoussi menghabiskan waktunya lebih banyak di laboratorium dan hanya menunjukkan kehadiran di kampus untuk melakukan ujian. Sesaat setelah masuk ke dalam grup Chermann, Jean-Claude menawarkannya sebuah proyek PhD. Proyeknya untuk menganalisis kegunaan sintesis molekul yang dapat menghambat reverse transcriptase untuk mengontrol leukemia yang disebabkan oleh friend virus. Barré-Sinoussi menyelesaikan pendidikannya relatif cepat. ia dianugerahi gelar PhD di tahun 1974 oleh Faculty of Sciences, University of Paris.

Sel-T virus leukemia manusia tipe-1 
(Human T-cell Leukemia Virus type-1
/HTLV-1), dan Virus HIV (Human
immunodeficiency virus/HIV).
(Gambar dari: http://en.wikipedia.org/)
Pada akhir 70-an dan awal 80-an, hanya sedikit grup laboratorium yang masih meneliti tentang hubungan antara retrovirus dan kanker. Pada tahun tersebut, lebih banyak orang yang tertarik untuk meneliti onkogen atau gen yang memiliki potensi untuk mengakibatkan kanker. Namun pada saat itu, Barré-Sinoussi tetap meneliti mengenai kontrol alamiah infeksi retroviral pada tubuh manusia.

Pada tahun 1982, Luc Montagnier, seorang ilmuwan, dihubungi oleh seorang ahli virologi asal Perancis. Ahli virologi tersebut bekerja sama dengan Will Rozenbaum, seorang klinisi yang menyadari adanya epidemiologi penyakit baru yang menyerang orang-orang homoseksual. Luc kemudian mengajak Barré-Sinoussi untuk bekerja sama meneliti fenomena baru ini. Luc membutuhkan bantuan Barré-Sinoussi untuk menentukan apakah retrovirus yang sedang ditelitinya dengan timnya memiliki pengaruh pada penyakit yang baru-baru itu muncul. Setelah mendapatkan persetujuan dari ketua timnya, akhirnya mereka bekerja dengan tekun untuk menentukan apakah retrovirus ditemukan pada pasien dengan penyakit baru tersebut (yang kemudian dikenal dengan AIDS).

Pada bulan desember 1982, diadakanlah pertemuan antara klinisi, grup tempat Barré-Sinoussi bekerja, dan Willy Rozenbaum. Berdasarkan observasi klinis, penyakit ini menyerang sel imun, namun turunnya kadar limfosit CD4 (sel pertahanan tubuh) sangat menghambat isolasi virus dari sel-sel yang jarang pada pasien dengan AIDS. Setelah menunggu isolasi limfosit dari biopsi kelenjar getah bening pasien, sel-sel itu dites untuk aktivitas reverse trancriptase. Pada minggu pertama, tidak terlihat adanya aktivitas virus, namun pada minggu kedua, terjadi penurunan level dari enzim tersebut dan sel limfosit T mati pada kultur tersebut. Untuk menyelamatkan kultur, dengan harapan dapat mengawetkan virus, mereka menambahkan limfosit dari donor ke kultur. Ternyata sesuai harapan, virus yang masih terdapat pada kultur, mulai menginfeksi limfosit baru yang mereka tambahkan dan mereka dapat kembali mendeteksi aktivitas reverse trancriptase. Mereka menamakan virus yang baru diisolasi tersebut sebagai Lymphadenopaty Associated Virus (LAV), yang kemudian dinamakan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Setelah itu mereka berpikir untuk memvisualisasikan virus tersebut dan dengan bantuan mikroskop dari Charles Dauguet, gambaran awal dari virus diterbitkan pada Februari 1983.

Virus yang telah ditemukan kemudian diisolasi, diamplifikasi (diperbanyak), dan dikarakteristikan. Kemudian laporan pertama diterbitkan dalam Science pada bulan Mei 1983. Pada bulan-bulan berikutnya, penelitian mengenai virus ini diperdalam, melalui kerja sama dengan ahli biologi molekular dari Institute Pasteur, beserta klinisi-klinisi, akhirnya data-data yang terkumpul cukup menguatkan bahwa LAV atau HIV merupakan agen penyebab AIDS.

Tahun 1983 merupakan awal karir Barré-Sinoussi di Institut Pasteur sampai akhirnya beliau ditunjuk untuk menjadi Kepala Unit Biologi Retrovirus pada tahun 1992, yang kemudian berubah nama menjadi Unit Regulasi Infeksi Retroviral pada tahun 2005. Kunjungan pertamanya adalah ke Afrika pada tahun 1987, kemudian ke Vietnam tahun 1988 sebagai langkah awal kolaborasi dengan negara-negara di Asia. Kunjungan tersebut membuka matanya, betapa perbedaan kebudayaan dan keadaan yang mengerikan, menggerakannya untuk berkolaborasi dengan negara yang memiliki sumber daya terbatas. Kerjasama dengan Afrika dan Asia ke depannya menghasilkan pertukaran peneliti muda dari berbagai belahan dunia dengan peneliti dari Paris. Pada tahun 2008 lalu Françoise Barré-Sinoussi menerima anugerah Nobel dalam bidang kedokteran atas penemuannya terhadap virus yang bernama HIV.

Pada tanggal 27 Juli 2012, The International AIDS Society (IAS) dalam International AIDS Conference (AIDS 2012) di Washington-DC mengumumkan Françoise Barré-Sinoussi, PhD. ditunjuk sebagai Presiden IAS yang baru, dengan masa tugas selama 2 tahun. *** [EKA | FROM VARIOUS SOURCES | PUTRI ZULMIYUSRINI | PIKIRAN RAKYAT 03012013]
Note: This blog can be accessed via your smart phone.
Enhanced by Zemanta

Tuesday, December 11, 2012

Kimiawan yang Menemukan Kain Nilon

WALLACE CAROTHERS (1896-1937) dan JULIAN HILL (1906-1996)
Wallace Carothers.
Pada 1930 di Amerika, perusahaan kimia memutuskan menciptakan bahan pengganti sutra. Mereka menyewa tim terdiri atas berbagai ahli kimia muda yang pintar untuk pekerjaan tersebut. Sambil bermain-main saat bosnya, Wallace Carothers tidak berada di tempat, para ilmuwan membuat serat yang sampai saat ini dikenal paling baik.

Wallace Carothers lahir pada tahun 1896, di Amerika. Seperti ayahnya adalah seorang guru ia tertarik dalam studi. Karena dia adalah seorang mahasiswa pintar yang pernah menjadi ketua jurusan kimia sebelum dia lulus. Wallace menyelesaikan MSc dalam Kimia pada tahun 1921. Setelah itu ia bergabung sebagai dosen kimia di Universitas Harvard.

Julian Hill.
Karena dia sangat tertarik untuk melakukan eksperimen, maka sambil menyelesaikan PhD dan melakukan percobaan setelah itu ia mendapat gelar doktor pada tahun 1924. Sebagai seorang profesor di Universitas Harvard, Amerika, dia mempelajari struktur plastik sampai perusahaan kimia raksasa, DuPont mempekerjakannya pada 1928.

DuPont menginginkan Carothers membuat bahan yang dapat mengganti sutra. Serat yang baik dan mahal ini dipintal oleh ulat sutra asal Cina. Carothers membuat rancangan kerja dan menyewa delapan pekerja untuk membantunya.

Bertahun-tahun setelah eksperimen yang melelahkan, Julian Hill sangat berhati-hati saat dia mengambil benang pertama dari tabung reaksi yang berisi zat lengket. Kemudian, dilanjutkan dengan proses penarikan dan peregangan nilon yang bertujuan menguji kekuatan plastik tersebut.

Di bawah pengawasan dari pemimpinnya, tim ini menciptakan polimer, yaitu plastik dengan struktur seperti rantai yang membuatnya sangat kuat. Terobosan pertama mereka adalah neoprena, salah satu jenis karet sintetis.

Berita tentang Nylon dan Stocking. 
(Gambar dari: http://www.dollhousebettie.com/)
Beberapa minggu kemudian, mereka membuat plastik lain yang sangat menjanjikan, yaitu polimer 3-16. Carothers menginstruksikan seorang asistennya, Julian Hill (1904-1996) agar melakukan sebagian besar penelitian polimer 3-16.

Polimer seperti nilon dibuat dari bahan kimia organik, yaitu bahan yang berasal dari makhluk hidup. Tekanan dan pemanasan bahan tersebut mengubah struktur kimianya, dari cairan dan gas menjadi padatan yang kuat. Jika dapat melihat isi polimer, kita dapat mengetahui bahwa atom-atom tersusun dalam bentuk rantai panjang yang elastis.

Suatu hari pada 1930, saat Carothers keluar dari laboratorium, Hill memasukkan batang pengaduk ke gelas kimia yang berisi plastik putih yang lengket dan akhirnya dia dapat menarik keluar sehelai benang. Benang plastik tersebut sangat elastis dan kuat sehingga Hill dan rekan kerjanya menguji elatisitas plastik itu dengan permainan tarik tambang untuk melihat seberapa jauh mereka dapat menariknya. Hal yang mengagumkan adalah semakin mereka menarik benang plastik tersebut, benang tersebut semakin kuat.

Benang nilon. (Gambar dari: 
http://www.sritweets.com/)

Nilon pertama yang dibuat mudah berkerut, tetapi para wanita tidak peduli karena mereka lebih kuat daripada sutra. DuPont tidak dapat memperbanyak nilon tersebut dengan cepat, orang yang belanja berebut untuk mendapatkan beberapa pasang nilon yang tersisa. Benang-benang plastik ini seelastis kain sutra serta dapat dibuat dari minyak, air, dan udara tanpa bantuan ulat.

Polimer 3-16 ternyata tidak cocok sebagai bahan pembuat pakaian. Bahan ini meleleh ketika disetrika. Carothers dan timnya meneliti kembali selama empat tahun untuk mencari cara lain membuat serat kain plastik.

Sayangnya, tindakan ini tidak berhasil dan mereka kembali meneliti polimer 3-16. Dengan menyempurnakan formulanya, pada 1934 mereka membuat sutra tiruan yang diinginkan DuPont. Setelah penelitian lima tahun berikutnya, semua pabrik mampu memproduksi dalam jumlah besar bahan yang dinamakan nilon tersebut. *** [EDI WARSIDI | PIKIRAN RAKYAT 22112012]
Note: This blog can be accessed via your smart phone.Enhanced by Zemanta

Monday, November 26, 2012

Penemu Mesin Pelumas

ELIJAH MCCOY (1843-1929)
Sejarah teknologi sebagian besar ditulis oleh orang kulit putih dan sebagian besar juga tidak menghargai kontribusi dari para wanita dan penemu berkulit hitam. Sebagian besar dari mereka dilupakan atau pekerjaan mereka diklaim oleh orang lain sebagai hasil temuannya. Elijah McCoy adalah salah satu dari sedikit orang yang menerima pengakuan penuh pada 1872 untuk prestasi yang diraihnya.

Lahir sebagai anak dari seorang budak yang kabur dari Kentucky, Elijah McCoy (1843-1929) dibesarkan di Kanada. Dia adalah seorang anak dengan rasa ingin tahu yang besar dan ahli dalam memperbaiki barang-barang, sehingga orangtuanya mengirim McCoy untuk belajar teknik di Skotiandia. Ketika dia kembali, kenyataan bahwa dia adalah seorang berkulit hitam menghentikan dirinya mencari pekerjaan sebagai seorang insinyur. Akhirnya, dia bekerja sebagai penambang batu bara dan yang bertugas meminyaki lokomotif.

Paten mesin pelumas Elijah McCoy.
 (Gambar dari: http://inventors.about.com/)
Mesin pelumas otomatis buatan McCoy berbentuk seperti cangkir berisi minyak dilengkapi katup yang dikendalikan oleh uap. Semakin keras mesin bekerja, semakin meningkat tekanan uap dan semakin cepat minyak mengalir. McCoy mendesain mesin pelumas baru pada 1882, sepuluh tahun setelah hak paten pertamanya dibuat.

Mesin tenaga uap harus diberi pelumas secara rutin untuk membuat mereka tetap berjalan mulus. Berjam-jam McCoy menghabiskan waktu menyemprotkan minyak, kemudian dia membayangkan dirinya dapat membuat sendiri minyak tersebut. Dia mengumpulkan cukup uang untuk membangun ruang kerja dan bekerja keras selama dua tahun untuk memecahkan masalah tersebut. Pada 1872, dia telah menemukan mesin pelumas otomatis dan melindungi penemuan tersebut dengan hak paten. Insinyur lain dengan segera menyadari keuntungan dari alat baru yang'ditemukan oleh McCoy, lalu menerapkan pada lokomotif mereka. Ketika mesin pelumas tiruan yang rendah mutunya menjadi suatu masalah, para pembeli bertanya, "Apakah ini McCoy yang 'asli'?" dan nama penemu ini menjadi kata ganti dari kualitas.

Ketika di Amerika lintasan rel kereta api begitu menjamur, saat itu McCoy masih bekerja sebagai ahli mesin dan penemu paruh waktu. Saat lintasan rel telah menghubungkan pantai Pasifik dan Atlantik atau tiga tahun sebelum hak paten pertamanya. Saat itu pelumasan mesin adalah sebuah masalah besar, dimana mesin terkadang terlampau panas dan kekurangan minyak sehingga harus berhenti sebentar untuk didinginkan.*** [EDI WARSIDI | PIKIRAN RAKYAT 08112012]
Note: This blog can be accessed via your smart phone.Enhanced by Zemanta