-->
Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Thursday, March 29, 2012

MRI, Diagnosis Penyakit tanpa Efek Samping

RAYMOND VAHAN DAMADIAN  (1936-Sekarang)
Diagnosis kelainan yang diderita pasangan kembar siam dapat dilakukan dengan menggunakan alat MRI (Magnetic Resonance Imaging). Alat ini diyakini pertama kali dikembangkan oleh Raymond V. Damadian.

Damadian lahir di Forest Hills, New York pada tanggal 16 Maret 1936. Ia dilahirkan dari keluarga berkebangsaan Armenia-Amerika. Damadian sempat mempelajari alat musik Biola di sekolah Musik Julliard di New York sebelum akhirnya menerima gelar Bachelor of Science di bidang matematika pada tahun 1956. Selanjutnya ia tertarik mengambil bidang kedokteran dan dapat menyelesaikan studinya pada tahun 1960.

Sebagai seorang lulusan The Albert Einstein College of Medicine, New York, Damadian berhak menyandang gelar deleter. Ia sempat bergabung dengan Angkatan Udara Amerika. Kemudian bekerja sama dengan Pusat Kesehatan The Faculty of SUNY Downstate untuk melakukan beberapa eksperimen. Penelitiannya tentang kandungan sodium dan potasium pada sel makhluk hidup menuntunnya untuk melakukan eksperimen pertama dengan menggunakan NMR (Nuclear Magnetic Resonance). Hal itu memberinya ide untuk mengusulkan penggunaan alat pemindai tubuh yang menggunakan prinsip Resonansi Magnetik.

Damadian menggunakan tikus sebagai hewan percobaan. Ia menemukan ada perbedaan yang mengejutkan antara kualitas dan durasi sinyal NMR terhadap sel-sel kanker dan jaringan tubuh yang sehat. Fakta itu membuatnya semakin yakin dapat menciptakan alat pemindai Resonansi Magnetik. Dengan bantuan anggota tim penelitinya, Damadian menggunakan cairan helium untuk mendinginkan magnet dalam ruangan berbentuk silinder. Inti dari atom hidrogen yang dimiliki semua sel tubuh akan bereaksi terhadap medan magnet yang dihasilkan. Kemudian metode lokalisasi spasial berbentuk 3 dimensi akan mengatur sinyal ke alat pemindai tersebut.
Alat dan metode untuk mendeteksi kanker pada jaringan oleh Raymond V. Damadian. (Gambar dari: http://en.wikipedia.org/)
Damadian mempublikasikan penemuannya itu dalam jurnal sains pada tahun 1971 dan dipatenkan pada tahun 1972. Lima tahun kemudian Damadian dan anggota timnya berhasil memproduksi alat pemindai MRI untuk dipergunakan mendeteksi kanker. Dengan bantuan asistennya, Dr Lawrence Minkoff dan Michael Goldsmith, Damadian membuat prototipe yang disebutnya Indomitable. Alat tersebut kini tersimpan di institusi bernama Smithsonian.

Pemindai MRI pertama itu mampu menghasilkan tampilan gambar jantung dan paru-paru dengan jelas. Alat ini juga diketahui tidak menimbulkan efek samping dan rasa sakit. Saat ini MRI digunakan untuk menganalisis bagian tubuh manusia secara detail. MRI juga mampu memindai komposisi kimia dari jaringan tubuh. Satu hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan MRI, pasien tidak boleh membawa barang-barang dari logam. Hal itu karena MRI menggunakan kekuatan medan magnet yang cukup besar, meski tanpa radiasi sinar meng-ion.

Pada tahun 1978, Damadian mendirikan perusahaan yang dinamakan Fonar (Field Focused Nuclear Magnetic Resonance). Perusahaan ini mulai memproduksi alat MRI tahun 1980 untuk kepentingan komersial. Alat MRI yang diproduksi oleh Fonar mulai dikembangkan dari tahun ke tahun dan langsung dipatenkan. Total paten yang telah dimiliki perusahaan Damadian mencapai 40 daftar. Salah satu pengembangan alat MRI yang berhasil diciptakan Damadian adalah Stand-Up MRI. Penemuan ini memungkinkan pasien dipindai dalam keadaan berdiri.

Kontribusi Damadian dalam bidang kedokteran ini dilirik oleh Presiden Amerika saat itu, Ronald Reagen. Reagen merasa bangga dan akhirnya memberikan penghargaan berupa medali The National Medal of Technology pada tahun 1988. Pada 2001, ia kembali dianugerahi penghargaan berupa hadiah The Lemelson-MIT Prize sebesar $ 100.000.
Alat pemindai MRI. (Gamdar dari: http://www.magnet.fsu.edu/)
Institut Franklin di Philadelphia juga memberikan Bower Award untuk kategori kepemimpinan bisnis. Pada tahun 2003, Damadian juga mendapat penghargaan Innovation Award untuk kategori Biosains dari The Economist. *** [RA. LAKSMI PRITI MANOHARA | PIKIRAN RAKYAT 29032012]
Note: This blog can be accessed via your smart phone.Enhanced by Zemanta
Kindly Bookmark and Share it: